Saturday, September 26, 2015

Puncak Trikora Papua

Aneka Wisata Bahari kali ini membahas tentang keindahan puncak Trikora Papua yaiutu salah satu gunung tertinggi di Indonesia yang benar-benar membuatmu serasa tinggal di atas awan semuanya berada di daratan Papua. Pada peringkat tiga ada Puncak Trikora dengan ketinggiannya yang mencapai 4.750 mdpl jauh meninggalkan Gunung Kerinci yang hanya ada di kisaran 3,8 ribu mdpl.

Puncak Trikora dikenal memiliki nama lain sebagai Wilhelmina Peak dan bisa ditemukan di sebelah timur Barisan Sudirman. Sebelum tahun 1962, puncak gunung ini diselimuti salju namun setelah itu salju menghilang karena pemanasan global. Ketinggian gunung ini sempat menjadi yang tertinggi kedua sebelum akhirnya dilakukan pengukuran ulang menggunakan SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) yang mengungkap bahwa Puncak Mandala yang berada di sebelahnya ternyata lebih tinggi 10 meter. 

Masih di Papua, Puncak Trikora ( Wilhemina Peak ) dapat ditemukan di sebelah timur Barisan Sudirman. Sama seperti Puncak Mandala, salah satu puncak tertinggi di Papua ini dulunya diselimuti oleh salju namun sejak tahun 1962, tak terlihat lagi salju di Berdiri kokoh setinggi 4.750 meter, Puncak Trikora sempat dianggap sebagai gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Puncak Jaya. Namun, data dari SRTM ( Shuttle Radar Topography Mission ) menunjukkan bahwa Puncak Trikora kalah tinggi dari tetangganya, Puncak Mandala.

Puncak Trikora atau Ettiakup merupakan sebuah gunung yang terdapat di Papua Barat, Indonesia. Puncak Trikora mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Di zaman pemerintahan Belanda gunung ini dikenal dengan nama Wilhelminatop 


Di tengah euforia masyarakat awam mendaki gunung, jauh dari ingar-bingar pemberitaan, sebuah catatan manis dibuat Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Tepat pada 27 Januari 2013, tim Mapala UI berhasil menuntaskan ekspedisi Puncak Trikora, Papua. Mereka berhasil membuat jalur baru ke Puncak Trikora melalui jalur panjat (direct climbing).

Ekspedisi ke Puncak Trikora yang berketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut itu dilakukan enam anggota Mapala UI Pendakian ke Puncak Trikora dengan cara panjat ini adalah yang pertama kali dilakukan orang. Sebelumnya, pendaki mencapai Puncak Trikora menggunakan jalur normal," kata Agi, sapaan Fandhi, yang bertindak sebagai ketua tim ekspedisi, Selasa, 12 Februari 2013, di Sekretariat Mapala UI, gedung Pusgiwa, Depok, Jawa Barat.

Dalam upaya mencapai Puncak Trikora, tim menggunakan teknik memanjat Himalaya. "Cara ini dilakukan dengan alasan lebih aman dan lebih menjamin keberhasilan," kata Agi, yang sudah dua kali ke Puncak Trikora dan enam kali ke Puncak Carstensz Pyramid.

Dalam teknik Himalaya, pemanjatan dilakukan secara bertahap, yang bisa memakan waktu beberapa hari. Begitu tim meraih ketinggian tertentu, mereka akan kembali ke kamp untuk istirahat dan dilanjutkan keesokan harinya. Ini berbeda dengan teknik Alpen, di mana pemanjat tidak kembali ke kamp, tapi menggantung di tali.

Ekspedisi yang dimulai pada Sabtu, 19 Januari 2013, ini akhirnya berbuah manis. Pada Minggu, 27 Januari 2013, sekitar pukul 13.30 waktu setempat, tim akhirnya sukses menuntaskan ekspedisi. Agi, Agung, dan Rinanda sampai ke pucuk Trikora dan kembali ke kamp lewat jalur normal. Sedangkan tiga lainnya bertugas sebagai tim cleansing yang membersihkan jalur pemanjatan dari tali-tali dan peralatan panjat lainnya. "Meskipun sempat dihantam badai salju berhari-hari, kami bersyukur tim ini berhasil menuntaskan tugasnya.

No comments:

Post a Comment